Pak, sebentar saya panggil saksi, Gak usah pak cukup Bapak yang Tahu!

Gambar:intisari-online.com

Jum'at yang lalu tepatnya tanggal 10 Sapar 1435 H, saya kedatangan tamu. beliau adalah orang tua wali murid, seperti biasa ketika beliau datang, masuk ke ruang saya mengucapkan salam dan menyapa dengan ramah, tak ada sedikitpun saya lihat di muka dan gesture-nya hanya sekedar basa-basi, ya dari beliau saya melihat sosok seorang muslim dengan akhlak yang mulia.

Seperti biasa beliau menanya kabar saya dan keluarga, sama halnya saya juga bertanya  tentang keluarga beliau. karena memang itu  etika sebagai seorang muslim kita harus saling menyapa dengan menannya kabar baik diri sahabat kita atau keluarganya. perbincangan di lanjutkan tentang seputar perkembangan anak-anaknya yang bersekolah di tempat kami. Perbincangan terus berlanjut beliau menawarkan sebuah pelatihan Standar Pelayanan Mutu dan Pealtihan ISO untuk sekolah-sekolah kami dan saya tentu menyambut dengan baik, karena saya tahu memang beliau orang berkompeten dalam masalah ini.

akhir waktu menunjukan pukul 08.30, beliau mengeluarkan segepok uang  yang saya belum tahu jumlahnya. beliau mengatakan :

Pak ini uang sebesar 2,5 Juta saya serahkan ke Bapak, untuk membantu keperluan sekolah membeli alat-alat peraga yang di butuhkan. saya katakan maaf pak sebentar saya panggil saksi agar ada orang yang tahu!. beliau mengatakan tidak usah pak, saya tidak ingin ada orang yang tahu, biar bapak saja yang tahu, cukup sampaikan kepada guru lain ada yang menyumbang saja dari orang tua wali murid. itulah yang beliau katakan.
Dalam hati saya, beliau memang orang yang alim sangat tahu bagaimana Islam mengajarkan untuk bersedekah. perhatikan firman Allah SWT ini:

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.  (Al Baqarah [2]: 264) 
Sungguh mulia bagi-bagi orang-orang yang bersedekah namun dia menjaga hatinya agar tidak riya, agar orang lain tidak memuji-muji dirinya. berapa banyak orang yang seperti ini? , karena pada kenyataan di masyarakat kita sering menemukan ada sebagian orang yang ketika menyumbang ingin di tulis namanya, di umumkan namanya bahkan dia sendiri menyebut-nyebut apa yang telah dia sedekahkan. kalau bukan saya, nah ini karena saya, dan lain sebagainya supaya orang tahu kedermawanan dirinya.

Selain itu sumbangan ini menjadi ujian bagi diri saya, kenapa? tidak ada orang yang tahu pada saat itu ada orang yang menyumbang uang melalui saya, yang tahu hanya saya dan dia dan tentu yang selalu mengawasi diri kita Allah SWT. disinilah iman manusia di uji apakah uang yang di amanahkan ini akan kita belikan barang atau tidak, atau kita belikan barang tapi pake uang sekolah yang nanti ketika barang itu ada kita katakan bahwa barang-barang ini di beli dari uang yang bapak berikan kepada kami. atau bisa juga uang itu kita belanjakan lalu kita mark up.

Ya, amanah memang berat jika di amanahkah kepada kita. ada banyak saudara-saudara kita yang menjadi pemimpin kemeduian melakukan transaksi di ruang-ruang tertutup dan tidak ada orang ynag tahu, kemudian terjadilah korupsi. padahal kalau dia seorang muslim maka dia harus sadar bahwa Allah akan selalu mengawasi diri kita dimanapun kita berada.

Uang amanah itu kemudian hari ahad kemarin tanggal 12 Sapar 1435 H, saya langsung belikan alat-alat keperluan sekolah sesuai yang di amanahkan dan agar bisa di pertanggung jawabkan.

Kisah nayata ini memberikan hikmah kepada kita bagaimana cara kita bersedekah dan bagaimana cara kita menjaga amanah. semoga Allah menjaga hati kita agar tetap dalam keteguhan iman dan taqwa. semoga Allah menjaga Akhlak kita agar tetap mulia.

O ia ada yang ngeh gak kenapa saya selalu tulis tanggal  dan tahun Islam?

Hujan Gerimis|Sekolah Akhlak|13 Sapar 1435 H
Namin AB Ibnu Solihin

0 komentar:

Posting Komentar